Contoh makalah ISBD(Ilmu Sosial Budaya Dasar)

Contoh makalah ISBD(Ilmu Sosial Budaya Dasar)

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
(Pengantar Ilmu Sosial Budaya Dasar)
Oleh:
Kelompok I
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Makassar
                                  2012
Kelompok I:
1.  Junnaedy Muis                   1196140001
2.  Nasrun Rusli                      1196140002
3.  Sitti Masyitah                     1196140006
4.  Hasbullah                          1196140009
5.  Ismayani                            1196140010
KATA PENGANTAR
Bissmillahirahmanirahim                                
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu
Rasa syukur patut kami panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah mengijinkan dan memberi nikmat kemudahan kepada kami dalam menyusun dan menulis makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang berjudul Pengantar Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Hal yang paling mendasar yang mendorong kami menyusun makalah ini adalah tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD), untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan.
Pada kesempatan ini kami semua mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik
Andai ada kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Makassar , Mei 2012
Kelompok penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................. i
DAFTAR ISI................................................................ ii
BAB I........................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................... 1
a.    Latar Belakang Masalah............................................ 1
b.    Rumusan Masalah...................................................... 2
c.    Tujuan Penulisan......................................................... 3
d.    Manfaat Penulisan...................................................... 3
BAB II ......................................................................... 4
PEMBAHASAN......................................................... 4
a.    Hakikat , Tujuan dan Ruang Lingkup ISBD.............. 4
b.    ISBD di Dalam Kehidupan Bermasyarakat............. 7
c.    Komponen Ilmu Sosial Budaya Dasar...................... 7
d.    Masalah Sosial dan Pendekatan ISBD.................... 8
BAB III.......................................................................... 11
PENUTUP................................................................... 11
a.    Kesimpulan ................................................................ 11
b.    Saran – saran .............................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1)  Latar Belakang Masalah
Ilmu sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai aspek – aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan – permasalahan yang bersifat ada .
Aspek lain dari pengantar ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan teori – teori ilmu sosial dan kebudayaan sehngga diekspektasikan seseorang dapat memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidipsliner yang bersangkutan dengan keagamaan, kesetaraan , dan manusia di dalam kehidupan bersosialisasi.
Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai makhluk budaya ( homo humanus ), sehingga mampu menghadapi secara kritis dan berwawasan luas masalah yang mengenai sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, serta dapat menyelesaikannya dengan baik, tujuan umum ilmu sosial budaya dasar ada beberapa yaitu yang pertama pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhlik berbudaya, yang kedua kemampuan seseorang menanggapi secara kritis dan berwawasan luas terhadap permasalahan sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, dan yang terakhir ketiga adalah kemampuan di dalam menyelesaikan secara baik, bijaksana dan obyektif permasalahan – permasalahan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Sehingga secara umum kita harus memahami konsep – konsep dasar mengenai manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk berbudaya memlki daya kritis, wawasan yang luas terhadap permasalahan lingkungan sosial budaya.
Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya , manusia itu makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak lahir sudah di bekali dengan unsure akal (ratio), rasa (sense) yang membedakannya dengan makhluk lainnya.
Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya , manusia sebagai individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkrmbang sempurna tanpa hidup bersama dengan individu manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga dengan individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi kepentingannya.
2)  Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a.    Bagaimana hakikat, tujuan dan ruang lingkup ilmu sosial budaya dasar ?
b.    Bagaimana ilmu sosial budaya dasar di dalam kehidupan bermasyarakat ?
c.    Apa sajakah komponen-komponen ilmu sosial budaya dasar ?
d.    Apakah masalah sosial dan pendekatan ilmu sosial budaya dasar ?
3) Tujuan Penulisan
Dari perumusan masalah di atas. Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
a.    Untuk mengetahui  hakikat, tujuan dan ruang lingkup ilmu sosial budaya dasar
b.    Untuk mengetahui ilmu sosial budaya dasar di dalam kehidupan bermasyarakat
c.    Memahami komponen-komponen ilmu sosial budaya dasar
d.    Mengetahui masalah sosial dan pendekatan ilmu sosial budaya dasar
4) Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup beberapa diantaranya sebagai berikut :
a.    Mengerti  hakikat, tujuan dan ruang lingkup ilmu sosial budaya dasar
b.    Mengetahui ilmu sosial budaya dasar di dalam kehidupan bermasyarakat
c.    Memahami komponen-komponen ilmu sosial budaya dasar
d.    Mengerti akan masalah sosial dan pendekatan ilmu sosial budaya dasar
BAB II
PEMBAHASAN
1)  Hakikat , Tujuan dan Ruang Lingkup Ilmu Sosial Budaya Dasar
Ilmu sosial budaya dasar adalah bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk budaya yang berwawasan luas dan kritis serta dapat menyelesaikan sebuah masalah dengan baik , memahami konsep – konsep dasar tentang manusia sebagai makhluk sosial .
Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya , manusia sebagai individu tidak akan mampu hidup sendiri dan berkrmbang sempurna tanpa hidup bersama dengan individu manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga dengan individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi kepentingannya.
Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya , manusia itu makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak lahir sudah di bekali dengan unsure akal (ratio), rasa (sense) yang membedakannya dengan makhluk lainnya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia hanya mampu mengembangkan diri dan budayanya apabila berhubungan dengan manusia lain.
Berdasarkan hakikat keilmuan, maka tujaun ilmu sosial budaya dasar sebagai bagian dari berkehidupan bermasyarakat adalah :
a.    Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
b.    Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif dalam memahami keragaman, kesederajatan, dan kemartabatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
c.    Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam memperaktekkan pengetahuan akademik, dan keahliannya serta mampu memberikan problem solving sosial budaya secara bijaksana.
Ilmu sosial budaya dasar selalu membantu perkembangan wawasan pemikiran yang lebih luas dan cirri-cir kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan pelajar Indonesia khususnya berkenan dengan sikap dan tingkah laku serta pola piker manusia dalam menghadapi manusia lain termasuk pula sikap dan tingkah laku serta pola piker manusia terhadap manusia yang bersangkutan. Berpangkal dari tujuan pembelajaran matakuliah ilmu sosial budaya dasr sebagaimana diungkapkan di atas, maka ada 2 (dua) permasalahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan, yaitu :
a.    Adanya berbaga aspek panda kenyataan-kenyataan yang bersama-sama merupakan suatu masalah sosial, bias ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda – beda oleh bidang – bidang pengetahuan keahlian yang berbeda – beda sebagai pendekatan tersendiri maupun gabungan.
b.    Adanya keanekaragaman golongan dan satuan sosial dalam masyarakat yang masing – masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola – pola pemkiran dan pola  pola tingkah laku sendiri, tetapi ada juga persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola pemikiran dan pola tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan – pertentangan maupun hubungan – hubungan kesetiakawanan dan kerjasama dalam masyarakat.
Berdasrkan ruang lingkup kajian sebagaimana tersebut di atas kiranya masih memerlukan penjabaran lebih lanjut untuk bias di oprasionalkan ke dalam pokok pembahasan dan sub pokok bahasan :
a.    Mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
b.    Mempelajari dan menyadari adanya masalah – maslah individu, keluarga, dan masyarakat.
c.    Mengkaji masalah – masalah kependudukan dan sosialsasi serta menyadari identitasnya sebagai pemuda dan mahasiswa penerus bangsa dan bernegara.
d.    Mempelajari hubungan antara warga Negara dan Negara.
e.    Mempelajari hubugan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat.
f.     Mempelajari masalah – masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
g.    Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan – pertentangan sosial bersamaan dengan adanya integrasi masyarakat.
h.    Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi oleh manusia untuk memenfaatkan kemakmuran dan pengurangan kemiskinan.
2)  Ilmu Sosial Budaya Dasar di Dalam Kehidupan Bermasyarakat
Ilmu sosial budaya dasar sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat mempunyai tema pokok sebagaimana dikemukakan oleh Temanggor dkk (2010), yaitu hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Dengan wawasan tersebut agar dapat menghasilkan tiga jens kemampuan secara simultan diantaranya adalah :
a.    Kemampuan personal artinya, yaitu para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai – nilai keagamaan, kemasyarakatan dan keanekaragaman, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
b.    Kemampuan akademik artinya, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis maupun berfikir logis, kritis, sistematis, analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang di hadapi serta mampu menawarkan alternative  pemecahannya.
c.    Kemampuan professional artinya, yaitu kemampuan dalam bidang profesi sesuia keahlian bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahun dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
3)  Komponen Ilmu Sosial Budaya Dasar
Ilmu sosial budaya dasar sebagai komponen yaitu sebagai proses pembelajaran dilaksanakan dengan mempertimbangkan guna menjadi penunjang atau penopang bidang keahlian, sehingga out putnya mampu membentuk mahasiswa yang memiliki kemampuan professional ( natural science ).
Wawasan, sikap, dan perilaku melalui ilmu sosial budaya dasar diharapkan mahasiswa yang mempelajarinya dapat menjadi manusia yang memiliki kemampuan personal, kemampuan akademik, dan kemampuan professional. Oleh karena itu, para lulusan akan mampu menjabarkan permasalahan dan mengatasi permasalahan tersebut dengan kearifan. Dengan demikian maka problematika kemanusiaan dan peradaban manusia merupakan fakta obyektif yang penting dikenali secara akademik, rasional, bukan common sense dan sekaligus tetap menjunjung tinggi pemikiran serta nilai – nilai luhur tradisi yang member kebijaksanaan.
4)  Masalah Sosial dan Pendekatan Ilmu Sosial Budaya Dasar
Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial selama dihadapkan kepada masalah sosial yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dan hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat tingkah lakunya. Masalah sosial ini tidaklah sama antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat perkrmbangan kebudayaannya, sifat kependudukannya, dan keadaan lingkungan alamnya.
Disiplin – disiplin ilmu pengetahuan yang tergolong ke dalam ilmu sosial telah mempelajari hakikat masyarakat dengan perspektif yang berbeda – beda, maka terhadap keanekaragaman dalam melihat dan mempelajarinya. Masalah – masalah sosial merupakan hambatan dalam usaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Pemecahannya menggunakan cara yang diketahuinya dan yang berlaku, tetapi aplikasinya menghadapi kenyataan, hal yang biasanya berlaku telah berubah, atau terhambat pelaksanaanya. Masalah – masalah tersebut dapat terwujud sebagai masalah sosial, masalah moral, masalah politik, masalah ekonomi, masalah agama, atau masalah – masalah lainnya.
Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa masalah sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai – nilai moral dan pranata – pranata sosial, serta ada kaitannya dengan hubungan – hubungan manusia itu terwujud ( nisbet, 1961 ). Pengertian masalah sosial memiliki dua pendenefisian, yang pertama itu adalah menurut umum atau warga masyarakat, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah soial, dan yang kedua yaitu menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulakan kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.
Salah satu contoh yang kami ambil d buku masalah seorang pedagang kaki lima. Menurut defenisi umum pedagang kaki lima bukan masalah sosial karena merupakan upaya mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya, dan pelayanan bag warga masyarakat pada taraf ekonomi tertentu sebaliknya para ahli perencanaan kota masyarakat pedagang kaki lima sebagai sumber kekacauan lalu lintas dan peluang kejahatan.
Sehingga ada beberapa pakar ilmu yang mengemukakan pendapatnya diantaranya oleh Leslie ( 1949 ) dan Cohen ( 1964 ),
a.    Menurut Leslie ( 1949 ), bahwa masalah – masalah sosial adalah suatu kondisi yang mempunyai pengaruh kepada kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak di inginkan atau tidak di sukai, oleh karena itu dirasakan perlunya untuk diatasi atau diperbaiki. Batasan masalah sosial sebenarnya agak rumit, mengingat maslah sosial berkaitan dengan system nilai yang berlaku di masyarakat yang bersangkutan.
b.    Menurut Cohen ( 1964 ), bahwa masalah sosial adalah terbatas pada masalah keluarga, kelompok, atau tingkah laku individual yang menuntut adanya campur tangan dari masyarakat yang teratur agar masyarakat dapat meneruskan fungsinya.jadi masalah sosial adalah suatau cara bertingkah laku yang dapat dipandang sebagai tingkah laku yang menentang norma – norma yang telah disepakati bersama oleh warga masyarakat. Batasan ini, masih mengandung aspek obyektif dan subyektif. Tetapi yang jelas, tidak ad satupun tingkah laku manusia yang dapat dianggap sebaga suatu masalah sosial, apabila tdak dianggap suatu penyimpangan secara moral dari norma – norma yang telah diterima secara umum.
Masalah dan kenyataan sosial yang beraneka ragam itu, maka untuk memahami dan mendalami masalahnya perlu ditelusuri dengan berbagai pendekatan yaitu : pendekatan antar bidang ( interdicipline approach ) dan pendekatan beragam ( multidicipline approach ) hal seperti in disebabkan oleh keanekaragaman golongan dan kesatuan sosial yang ada di dalam masyarakat yang masing – masing mempunayai kepentingan, kebutuhan, pola pemikiran dan tingkah laku yang berbeda – beda. Tetapi di balik itu tetap ada persamaan, tetapi tidak kurang menimbulkan pertentangan dan hubungan kesetiakawanan.
BAB III
PENUTUP
1)   Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan mengenai pengantar ilmu sosial budaya dasar kelompok kami menyimpulkan bahwa manusia itu tidak dapat hidup sendiri manusia adalah zoon politicon yang berarti di dalam berkembang kita harus saling melengkapi saling tolong menolong dan tidak dapat hidup sendiri butuh kerja sama bersosialisasi di ruang lingkup masyarakat, manusai juga sebagai makhluk yang berbudaya atau homo humanis yaitu manusia diciptakan memiliki ratio dan sense, manusia juga dapat mengembangkan budaya yang iya miliki dengan cara berbaur atau bergaul dengan suatu kelompok atau di dalam kehidupan berkeluarga.
Di dalam kehidupan juga kita tidak luput dari sebuah permasalahan yang ada di mulai dari masalah sosial, masalah keluarga, masalah budaya,masalah tingkah laku itu semua disebabkan akibat tingkah laku seseorang sendiri,sementara masalah sosial disebabkan karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaan, sifat kependudukannya dan keadaan lingkungan sekitarnya sehngga kita harus menempatkan diri dengan sebaik – baiknya berbaur dengan yang bak agar dapat berfikir dan mengarjakan sesuatu denga cara positif.
2)  Saran – saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah wawasan kita tentang Ilmu Sosial Budaya Dasar serta perkembangannya dari waktu ke waktu, lebih jauhnya penyusun berharap dengan memahami kebudayaan  kita semua dapat menyikapi segala kemajuan dan perkembangannya sehingga dapat berdampak positif bagi kehidupan kita semua .
DAFTAR PUSTAKA
Leslie, White. 1949. The Science of Culture. Strauss: Penerbit Farrar.
Cohen, 1964. Social Work and Social Problem. New York: Penerbit NSW.
Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Al-Attas, S.M, Al-Naquib. 1981. Islam dan Sukalarisme. Bandung: Pustaka.
Sumber:DISINI

» Read More...

Pokok-pokok Substansi Kajian ISBD

Pokok-pokok  Substansi Kajian ISBD


 Ø  Pendahuluan
Ø  Pengertian Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
Ø  Konsep general education
Ø  Konsep pendidikan umum di Indonesia
Ø  Hakekat dan ruang lingkup MBB ISBD
Ø  Manusia sebagai makhluk individu, sosial, ekonomi, politik, hukum dan psikologi
Ø  Masalah sosial
Ø  Stratifikasi sosial
Ø  Kepribadian (personality)
Ø  Modernisasi, globalisasi, universalisme
Ø  Manusia dan cinta kasih
Ø  Manusia dan keadilan
Ø  Manusia dan penderitaan
Ø  Manusia dan peradaban
Ø  Manusia dan pandangan hidup (world view)
Ø  Manusia sains dan teknologi
Ø  Manusia dan lingkungan

PENGERTIAN ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
Sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah filsafat (philosophia).
Dari filsafat tersebut lahir tiga cabang ilmu pengetahuan, yaitu:
·                      Natural Science (ilmu-ilmu alam, meliputi: fisika, kimia, biologi, dll) 
·                     Social Science (ilmu-ilmu sosial, meliputi: sejarah, politik, ekonomi, dll) 
·                     Humanities (ilmu-ilmu budaya, meliputi: bahasa, agama, kesenian, dll)

Objek ilmu sosial adalah manusia, sedangkan untuk membedakan antara ilmu-ilmu sosial  adalah focus of interest(pusat perhatian).
Ilmu budaya adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai makhluk budaya (homo humanus).
Sedangkan masalah-masalah yang menyertainya sering disebut sebagai humanities yang merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang konsep-konsep yang dapat digunakan untuk masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Fungsi Pendidikan Nasional (UU No. 20 tahun 2003): mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan dari Pendidikan Nasional adalah: berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajuan bangsa sebagai suatu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multi makna. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Tanggung jawab pendidikan masa depan tidak hanya meneruskan nilai-nilai dan mentransfer IPTEK semata tetapi juga melahirkan warga negara berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan, serta mempersiapkan tenaga kerja profesional, kompetitif, produktif dalam konteks kehidupan yang dinamis. Selain itu, Pendidikan Nasional diharapkan mampu mengubah sistem berfikir, sikap hidup, dan perilaku berkarya individu maupun kelompok dalam rangka memprakarsai perubahan sosial dan mendorong perubahan ke arah kemajuan, adil, dan bebas.
Pada materi sebelumnya telah disebutkan tentang kehidupan Indonesia Masa Kini dan Keadaaan Pendidikan Indonesia Masa Kini. Dan kita semua tau mengapa hal tersebut bisa terjadi, yaitu karena dampak negatif dari globalisasi dan kemajuan IPTEK.
Untuk mengantisipasi dampak negatif kemajuan IPTEK dan lajunya arus globalisasi yang cepat, perlu menyadari untuk segera membekali peserta didik dengan kemampuan dasar, diantaranya nilai-nilai kemandirian. Secara filosofis kemampuan tersebut berupa kemampuan dalam memahami, memaknai, dan mengamalkan nilai-nilai esensial yang ada pada dirinya baik sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, maupun sebagai bagian dari alam.
Abad 20 di Amerika dan Eropa, hasil analisis mereka berkesimpulan bahwa sistem pendidikan modern yang sekuler telah menghasilkan para saintis dan teknokrat yang handal tapi tidak melahirkan para lulusan yang memiliki integritas kepribadian yang matang.
KONSEP PENDIDIKAN UMUM (General Education)
Yaitu:
Pendidikan yang berkenaan dengan pengembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidupnya.
Program pendidikan yang membina dan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa dan mahasiswa.
Pedidikan umum, merupakan pendidikan yang komprehensif, yaitu mendidik kepala, hati, dan tangan(sasaran yang disentuh: rasio, rasa dan tingkah laku)
Philip H. Phenix (1963:8) merumuskan Tujuan Pendidikan Umum:
A complete person should be skilled in the use of speech, symbol and gesture, factually well informed, capale of creating and apresiating object of esthetic significance, endowed with a rich and dicipliened life in relation to self and others, able to make wise decision and to judge between right and wrong and possed of an integral out look.
“Manusia yang memiliki kemampuan dalam menggunakan kata-kata, simbol, isyarat, dapat menerima informasi  faktual, dapat melakukan dan mengapresiasi objek-objek seni, memiliki kemampuan dan disiplin hidup dalam hubungan dengan dirinya maupun orang lain, cakap dalam mengambil keputusan yang bijaksana, dapat mempertimbangkan antara yang benar dan yang salah serta memiliki pandangan yang integral.”
Yang Melatar Belakangi Lahirnya General Education
Reaksi terhadap kecenderungan masyarakat modern yang  mendewakan produk teknologi dan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
Akibat dari produk Sistem Pendidikan Modern yang sekuleryaitu: pendidikan yang mementingkan pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal nyaris terabaikan.
Seharusnya, menurut Philip H. Phenix (1964:6), terdapat enam pola makna esensial bagi segenap mahasiswa:
Makna symbolics, yaitu kemampuan berbahasa dan berhitung.
Makna empirics, yaitu kemampuan untuk memaknai benda-benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris.
Makna esthetics, yaitu kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam.
Makna ethics, yaitu kemampuan memaknai baik dan buruk.
Makna synoetics, yakni kemampuan berfikir logis, rasional sehingga dapat memaknai benar dan salah.
Makna synoptics, yaitu kemampuan untuk beragama atau berfilsafat.
“Keenam pola makna di atas dikemas dalam bentuk General Education (pendidikan umum)”
Bagaimana General Education di Indonesia???
General education/pendidikan umum yang ada di Amerika telah dikolaborasi oleh para ahli pendidikan di Indonesia menjadi studi/mata kuliah yang dulu disebut MKDU.
MKDU dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
 MPK(Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian yang meliputi: Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewiraan Nasional), dan
MBB (Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat yang meliputi mata kuliah ISD, IBD, dan IAD), IBD dan ISD melebur menjadi mata kuliah ISBD.
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)
Pengertian ISBD
ISBD sebagai integrasi ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah sosial kemanusiaan dan budaya.
Selanjutnya mahasiswa peka, tanggap, kritis, serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.
ISBD sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan, dan budaya, sekaligus pula memberi dasar pendekatan yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial yang terintegrasi.
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai mkahluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) adalah salah satu mata kuliah umum termasuk pada kelompok mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
ISBD merupakan mata kuliah dasar mengenai pengembangan kepribadian dan wawasan sosial budaya mahasiswa dalam menanggapi dan memecahkan masalah sosial budaya dan kemasyarakatan yang timbul pada masyarakat.
Fungsi ISBD
Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial budaya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswwa pada lingkungannya menjadi lebih besar.

Visi ISBD
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka, dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
Misi ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.
Landasan diadakannya ISBD di PTU:
1.      Landasan historis
2.      Landasan filosofis
3.      Landasan yuridis formal
4.      Landasan pedagogis

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Individu berasal dari kata in devided. Dalam bahasa inggris insalah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devidedartinya terbagi. Jadi, individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kataindividium yang berarti tak terbagi, jadi merupakan satu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas. Secara biologis, manusia lahir dengan kelengkapan fisik tidak berbeda dengan makhluk hewani. Namun secara rohani ia sangat berbeda dengan makhluk hewani apapun.
Dalam kepribadiannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna satu kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya termasuk kemampuan kecakapannya. Setiap manusia memiliki perbedaan. Hal itu dikarenakan manusia memiliki karakteristik sendiri. Ia memiliki sifat, watak, keinginan, dan cita-cita yang berbeda satu sama lainnya.

PERSONALITY (KEPRIBADIAN)
Adalah susunan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu atau ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khas.
Unsur-unsur personality:
·                     Pengetahuan: persepsi, apesepsi, pengamatan, konsep, fantasi
·                     Perasaan
·                     Drive (dorongan)
Pengetahuan: segala sesuatu yang kita ketahui sebagai hasil penggunaan panca indera (unsur-unsur akal yang mengisi alam jiwa).
Persepsi: seluruh proses akal manusia yang sadar.
Apersepsi: penggambaran oleh manusia berbeda dengan foto, manusia terfokus pada bagian-bagian khusus (mata dan telinga), diolah oleh fikir,digabung dengan penggambaran lama lalu diproyek
Pokok-pokok  Substansi Kajian ISBD


 Ø  Pendahuluan
Ø  Pengertian Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
Ø  Konsep general education
Ø  Konsep pendidikan umum di Indonesia
Ø  Hakekat dan ruang lingkup MBB ISBD
Ø  Manusia sebagai makhluk individu, sosial, ekonomi, politik, hukum dan psikologi
Ø  Masalah sosial
Ø  Stratifikasi sosial
Ø  Kepribadian (personality)
Ø  Modernisasi, globalisasi, universalisme
Ø  Manusia dan cinta kasih
Ø  Manusia dan keadilan
Ø  Manusia dan penderitaan
Ø  Manusia dan peradaban
Ø  Manusia dan pandangan hidup (world view)
Ø  Manusia sains dan teknologi
Ø  Manusia dan lingkungan

PENGERTIAN ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
Sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah filsafat (philosophia).
Dari filsafat tersebut lahir tiga cabang ilmu pengetahuan, yaitu:
·                      Natural Science (ilmu-ilmu alam, meliputi: fisika, kimia, biologi, dll) 
·                     Social Science (ilmu-ilmu sosial, meliputi: sejarah, politik, ekonomi, dll) 
·                     Humanities (ilmu-ilmu budaya, meliputi: bahasa, agama, kesenian, dll)

Objek ilmu sosial adalah manusia, sedangkan untuk membedakan antara ilmu-ilmu sosial  adalah focus of interest(pusat perhatian).
Ilmu budaya adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai makhluk budaya (homo humanus).
Sedangkan masalah-masalah yang menyertainya sering disebut sebagai humanities yang merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang konsep-konsep yang dapat digunakan untuk masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Fungsi Pendidikan Nasional (UU No. 20 tahun 2003): mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan dari Pendidikan Nasional adalah: berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajuan bangsa sebagai suatu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multi makna. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Tanggung jawab pendidikan masa depan tidak hanya meneruskan nilai-nilai dan mentransfer IPTEK semata tetapi juga melahirkan warga negara berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan, serta mempersiapkan tenaga kerja profesional, kompetitif, produktif dalam konteks kehidupan yang dinamis. Selain itu, Pendidikan Nasional diharapkan mampu mengubah sistem berfikir, sikap hidup, dan perilaku berkarya individu maupun kelompok dalam rangka memprakarsai perubahan sosial dan mendorong perubahan ke arah kemajuan, adil, dan bebas.
Pada materi sebelumnya telah disebutkan tentang kehidupan Indonesia Masa Kini dan Keadaaan Pendidikan Indonesia Masa Kini. Dan kita semua tau mengapa hal tersebut bisa terjadi, yaitu karena dampak negatif dari globalisasi dan kemajuan IPTEK.
Untuk mengantisipasi dampak negatif kemajuan IPTEK dan lajunya arus globalisasi yang cepat, perlu menyadari untuk segera membekali peserta didik dengan kemampuan dasar, diantaranya nilai-nilai kemandirian. Secara filosofis kemampuan tersebut berupa kemampuan dalam memahami, memaknai, dan mengamalkan nilai-nilai esensial yang ada pada dirinya baik sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, maupun sebagai bagian dari alam.
Abad 20 di Amerika dan Eropa, hasil analisis mereka berkesimpulan bahwa sistem pendidikan modern yang sekuler telah menghasilkan para saintis dan teknokrat yang handal tapi tidak melahirkan para lulusan yang memiliki integritas kepribadian yang matang.
KONSEP PENDIDIKAN UMUM (General Education)
Yaitu:
Pendidikan yang berkenaan dengan pengembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidupnya.
Program pendidikan yang membina dan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa dan mahasiswa.
Pedidikan umum, merupakan pendidikan yang komprehensif, yaitu mendidik kepala, hati, dan tangan(sasaran yang disentuh: rasio, rasa dan tingkah laku)
Philip H. Phenix (1963:8) merumuskan Tujuan Pendidikan Umum:
A complete person should be skilled in the use of speech, symbol and gesture, factually well informed, capale of creating and apresiating object of esthetic significance, endowed with a rich and dicipliened life in relation to self and others, able to make wise decision and to judge between right and wrong and possed of an integral out look.
“Manusia yang memiliki kemampuan dalam menggunakan kata-kata, simbol, isyarat, dapat menerima informasi  faktual, dapat melakukan dan mengapresiasi objek-objek seni, memiliki kemampuan dan disiplin hidup dalam hubungan dengan dirinya maupun orang lain, cakap dalam mengambil keputusan yang bijaksana, dapat mempertimbangkan antara yang benar dan yang salah serta memiliki pandangan yang integral.”
Yang Melatar Belakangi Lahirnya General Education
Reaksi terhadap kecenderungan masyarakat modern yang  mendewakan produk teknologi dan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
Akibat dari produk Sistem Pendidikan Modern yang sekuleryaitu: pendidikan yang mementingkan pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal nyaris terabaikan.
Seharusnya, menurut Philip H. Phenix (1964:6), terdapat enam pola makna esensial bagi segenap mahasiswa:
Makna symbolics, yaitu kemampuan berbahasa dan berhitung.
Makna empirics, yaitu kemampuan untuk memaknai benda-benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris.
Makna esthetics, yaitu kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam.
Makna ethics, yaitu kemampuan memaknai baik dan buruk.
Makna synoetics, yakni kemampuan berfikir logis, rasional sehingga dapat memaknai benar dan salah.
Makna synoptics, yaitu kemampuan untuk beragama atau berfilsafat.
“Keenam pola makna di atas dikemas dalam bentuk General Education (pendidikan umum)”
Bagaimana General Education di Indonesia???
General education/pendidikan umum yang ada di Amerika telah dikolaborasi oleh para ahli pendidikan di Indonesia menjadi studi/mata kuliah yang dulu disebut MKDU.
MKDU dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
 MPK(Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian yang meliputi: Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewiraan Nasional), dan
MBB (Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat yang meliputi mata kuliah ISD, IBD, dan IAD), IBD dan ISD melebur menjadi mata kuliah ISBD.
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)
Pengertian ISBD
ISBD sebagai integrasi ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah sosial kemanusiaan dan budaya.
Selanjutnya mahasiswa peka, tanggap, kritis, serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.
ISBD sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan, dan budaya, sekaligus pula memberi dasar pendekatan yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial yang terintegrasi.
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai mkahluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) adalah salah satu mata kuliah umum termasuk pada kelompok mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
ISBD merupakan mata kuliah dasar mengenai pengembangan kepribadian dan wawasan sosial budaya mahasiswa dalam menanggapi dan memecahkan masalah sosial budaya dan kemasyarakatan yang timbul pada masyarakat.
Fungsi ISBD
Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial budaya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswwa pada lingkungannya menjadi lebih besar.

Visi ISBD
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka, dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
Misi ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.
Landasan diadakannya ISBD di PTU:
1.      Landasan historis
2.      Landasan filosofis
3.      Landasan yuridis formal
4.      Landasan pedagogis

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Individu berasal dari kata in devided. Dalam bahasa inggris insalah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devidedartinya terbagi. Jadi, individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kataindividium yang berarti tak terbagi, jadi merupakan satu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas. Secara biologis, manusia lahir dengan kelengkapan fisik tidak berbeda dengan makhluk hewani. Namun secara rohani ia sangat berbeda dengan makhluk hewani apapun.
Dalam kepribadiannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna satu kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya termasuk kemampuan kecakapannya. Setiap manusia memiliki perbedaan. Hal itu dikarenakan manusia memiliki karakteristik sendiri. Ia memiliki sifat, watak, keinginan, dan cita-cita yang berbeda satu sama lainnya.

PERSONALITY (KEPRIBADIAN)
Adalah susunan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu atau ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khas.
Unsur-unsur personality:
·                     Pengetahuan: persepsi, apesepsi, pengamatan, konsep, fantasi
·                     Perasaan
·                     Drive (dorongan)
Pengetahuan: segala sesuatu yang kita ketahui sebagai hasil penggunaan panca indera (unsur-unsur akal yang mengisi alam jiwa).
Persepsi: seluruh proses akal manusia yang sadar.
Apersepsi: penggambaran oleh manusia berbeda dengan foto, manusia terfokus pada bagian-bagian khusus (mata dan telinga), diolah oleh fikir,digabung dengan penggambaran lama lalu diproyeksiikan sebagai gambaran baru dengan pengertian baru.
Pengamatan: suatu persepsi saat diproyeksikan berfokus pada hal yang menarik (lebih terpusat / lbih intensif), pada bagian – bagian khusus tadi. Pemusatan akal yang  lebih intensif ini kita namakan pengamatan.
Konsep: menggabung, membandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari suatu penggambaran lain yang sejenis.
Fantasi: penggambaran yang tidak realistik.

Sub-Conscious (Bawah Sadar) dan Unconcious (Tak Sadar)
Segala unsur pengetahuan tadi seringkali hilang dalam kasadaran manusia akibat larut dan terpecah yang disebabkan akal sadar individu tidak lagi menyusun dan menatanya.
Perasaan
Persepsi-persepsi dapat menimbulkan dalam kesadaran manusia perasaan positif dan negatif. Diakibatkan dari adanya unsur penilaian yang menjadikan positif dan negatif.
Drive (dorongan)
1.      Dorongan untuk mempertahankan hidup
2.      Seks
3.      Mencari makan
4.      Beinteraksi
5.      Meniru
6.      Berbakti
7.      Keindahan

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Manusia sebagai makhluk individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Ia dalam menjalani kehidupannya  akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia lainnya. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat.
siikan sebagai gambaran baru dengan pengertian baru.
Pengamatan: suatu persepsi saat diproyeksikan berfokus pada hal yang menarik (lebih terpusat / lbih intensif), pada bagian – bagian khusus tadi. Pemusatan akal yang  lebih intensif ini kita namakan pengamatan.
Konsep: menggabung, membandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari suatu penggambaran lain yang sejenis.
Fantasi: penggambaran yang tidak realistik.

Sub-Conscious (Bawah Sadar) dan Unconcious (Tak Sadar)
Segala unsur pengetahuan tadi seringkali hilang dalam kasadaran manusia akibat larut dan terpecah yang disebabkan akal sadar individu tidak lagi menyusun dan menatanya.
Perasaan
Persepsi-persepsi dapat menimbulkan dalam kesadaran manusia perasaan positif dan negatif. Diakibatkan dari adanya unsur penilaian yang menjadikan positif dan negatif.
Drive (dorongan)
1.      Dorongan untuk mempertahankan hidup
2.      Seks
3.      Mencari makan
4.      Beinteraksi
5.      Meniru
6.      Berbakti
7.      Keindahan

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Manusia sebagai makhluk individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Ia dalam menjalani kehidupannya  akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia lainnya. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat.

» Read More...